Medanzone – Santosa, istri meninggal dalam kejadian tragis di Puskesmas Pauh, Muratara, Sumatera Selatan, mengungkapkan bahwa ia tidak berniat melaporkan kejadian tersebut ke polisi. Meskipun curhatannya tentang kematian istrinya menjadi viral di media sosial, Santosa lebih memilih untuk mengungkapkan kekesalannya sebagai bentuk peringatan bagi para tenaga kesehatan di puskesmas tersebut.
Dalam wawancara dengan detikSumbagsel, Santosa menyatakan bahwa ia tidak ingin menuntut pihak puskesmas atau individu yang terlibat. Ia berharap kejadian tersebut dapat menjadi pelajaran berharga bagi para tenaga kesehatan di Puskesmas Pauh agar kejadian serupa tidak terulang di masa depan. Santosa menyampaikan, “Saya tidak ingin menuntut apa-apa. Biarkan jadi pelajaran untuk ke depannya.”
Pihak Puskesmas Pauh telah merespons curhatan Santosa dan mengunjunginya di kediamannya. Mereka meminta maaf atas kejadian yang terjadi dan mengakui kelalaian yang terjadi dalam penanganan medis. Namun, bidan dan perawat yang terlibat dalam kejadian tersebut belum datang menemui Santosa meskipun kunjungan tersebut dilakukan bersama perwakilan Dinas Kesehatan (Dinkes) Muratara dan staf bupati.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Kejadian tragis yang menimpa Santosa dan istrinya masih meninggalkan kesedihan mendalam. Selain kehilangan sang istri, mereka juga kehilangan bayi perempuan mereka yang sangat dinantikan. Istri Santosa meninggal sebelum mendapat tindakan medis, dan bayi mereka meninggal dalam kandungan. Santosa mengungkapkan kesedihannya dengan lirih, “Itu anak pertama kami, seorang perempuan. Namun takdir berkata lain.”
Meskipun ia merasa sedih, Santosa tidak berniat melaporkan pihak puskesmas karena ia tidak ingin memperpanjang masalah tersebut. Ia berharap bahwa kejadian ini dapat menjadi pelajaran berharga bagi puskesmas tersebut dan meningkatkan kualitas pelayanan ke depannya. Santosa berharap, “Semoga jadi pelajaran (bagi pihak puskesmas) dan lebih baik lagi ke depannya.”
Sebelumnya, Santosa menuliskan curhatannya di Facebook mengenai kematian istri tercinta akibat kurangnya penanganan oleh bidan dan perawat di Puskesmas Pauh. Unggahannya tersebut menjadi viral dan menarik perhatian publik. Ia menceritakan bahwa kejadian tersebut terjadi pada 9 Mei 2023, ketika istrinya, Tika, hendak melahirkan dan dibawa ke Puskesmas Pauh. Namun, para tenaga kesehatan di sana terkesan enggan memberikan pelayanan yang cepat dan responsif. Ia bahkan menyatakan bahwa istrinya ditinggal tidur, meskipun sudah terjadi tanda-tanda pecah ketuban.
Setelah menunggu hingga pukul 05.00 WIB, istri Santosa akhirnya dirujuk ke Rumah Sakit (RS) Bunda Lubuklinggau. Sayangnya, saat tiba di rumah sakit tersebut, nyawa istri Santosa dan bayi perempuan dalam kandungannya tidak dapat diselamatkan.
Santosa berharap bahwa tragedi yang menimpanya tidak akan terulang di masa depan, dan harapannya adalah agar pihak Puskesmas Pauh dan tenaga medis di sana dapat mengambil pelajaran dari kejadian tersebut.
Dapatkan berita terbaru dan terupdate di google news hanya disini.