John Riady: Pandemic Fund Bisa Perkuat Industri Kesehatan

- Penulis Berita

- WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

John Riady: Pandemic Fund Bisa Perkuat Industri Kesehatan

Medanzone.co.id , Jakarta – Chairman PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO), John Riady menilai Pandemic Fund atau inisiatif yang disepakati oleh negara-negara anggota G20 untuk pencegahan, persiapan, dan respons bagi ancaman pandemi mendatang adalah momentum untuk memperkuat industri kesehatan nasional.

Sebelumnya, Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) pada Minggu (13/11) dalam ajang KTT G20, secara resmi meluncurkan Pandemic Fund. Mengutip studi Bank Dunia dan WHO, Jokowi menyebut dunia membutuhkan US$31,1 miliar atau setara dengan Rp481 triliun untuk inisiatif tersebut.

“Industri kesehatan di Tanah Air harus segera merespons hal tersebut untuk melakukan evaluasi ataupun pemetaan persoalan di industri kesehatan dan menguatkan ekosistemnya. Ini penting mengingat, lebih dari 60% rumah sakit di Indonesia adalah swasta,” kata John dalam keterangan resmi yang diterima Validnews, Selasa (15/11).

ADVERTISEMENT

ads

SCROLL TO RESUME CONTENT

Jika tidak siap, lanjutnya, rumah sakit di Indonesia yang mayoritas swasta hanya akan menjadi penonton, mengingat salah satu tujuan Pandemic Fund adalah membangun ekosistem kesehatan yang tersinergi dan lintas negara.

Untuk itu, pemetaan dan penguatan industri kesehatan nasional diperlukan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di masa depan, khususnya melalui penambahan jumlah rumah sakit, dokter, dan tenaga kesehatan.

John mencatat dengan populasi yang lebih dari 270 juta jiwa hingga saat ini dan belanja sektor kesehatan hanya sekitar 3,1% dari produk domestik bruto (PDB), sehingga dibutuhkan partisipasi seluruh pihak untuk memenuhi kebutuhan layanan kesehatan di Indonesia agar lebih ideal.

Menurut John, nilai tersebut sangat rendah bahkan jika dibandingkan negara-negara lain di kawasan ASEAN. Padahal, sektor kesehatan merupakan salah satu tulang punggung kemajuan kualitas manusia, sehingga diperlukan gerak cepat seluruh pihak.

Lebih Pilih Berobat ke Luar Negeri
Dalam jangka pendek, ketidaksiapan industri kesehatan di Indonesia sudah terbukti menguntungkan negara-negara tetangga, seperti Malaysia, Singapura, dan Australia.

Data yang dirilis Indonesia Services Dialog (ISD) menunjukkan bahwa setiap tahun, setidaknya orang Indonesia mengeluarkan uang Rp100 triliun untuk mendapatkan pelayanan kesehatan di luar negeri.

Masih dari survei yang sama, jumlah orang Indonesia yang berobat ke luar negeri mengalami peningkatan hampir 100% selama 10 tahun terakhir. Jika di tahun 2006 terdapat 350 ribu orang pasien, tahun 2015 melonjak menjadi 600 ribu pasien.

Sosial Media

“Presiden Jokowi bahkan sempat mengungkapkan kesedihannya karena banyak warga Indonesia yang pergi ke luar negeri. Bukan karena liburan, melainkan lebih memilih berobat di luar negeri ketimbang di dalam negeri,” John mengingatkan.

Salah satu alasan pasien berobat ke luar negeri adalah layanan kesehatan belum berkualitas. Sementara dari sisi kuantitas, John mendapati data bahwa Indonesia hanya memiliki rasio ranjang 1,33 per 1.000 orang.

John mengungkapkan, hal itu dibuktikan oleh SILO yang merupakan rumah sakit pertama yang bekerja sama dengan Gleneagle Hospital Singapore dan mendapatkan akreditasi Joint Commission International atau JCI. Akreditasi ini merupakan standar layanan kesehatan berkelas internasional.

Lebih jauh, solusi jangka pendek, menurut John, adalah implementasi relaksasi regulasi yang mengizinkan investasi asing ke industri Rumah sakit hingga 67% dan pasal Omnibus Law terkait praktik dokter asing sebagai pemacu pertumbuhan industri dalam negeri.

“Sekali lagi, pandemi covid-19 hingga terwujudnya inisiasi Pandemic Fund dalam G20 semestinya menjadi momentum yang harus memacu industri kesehatan di Indonesia. Tidak saja siap menangani pandemi, namun mempersiapkan diri dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas layanan di tengah pertumbuhan ekonomi masyarakat yang menuntut pelayanan kesehatan yang semakin tinggi,” pungkasnya.

Sumber : validnews.id

Berita Terkait

Kapolres Langkat Berantas Pungutan Liar di Jalur Medan-Aceh
Penggerebekan Bandar Narkoba di Belawan Sumut Modifikasi Ruko Jadi Loket Narkoba
Ingin Viral Di Sosial Media? Aplikasi Ini Jadi Jawabannya!
Prediksi Cuaca Ekstrem 2025: Tips Serta Persiapannya
Revitalisasi Pasar Tradisional Di Tengah Era Digitalisasi
EXAMPLEARTICLE
Bagaimana Industri Kreatif Indonesia Merambah Pasar Global?
Mitos dan Legenda Tersembunyi dari Berbagai Belahan Dunia

Berita Terkait

- WIB

Bobby Nasution Ungkap Pengeluaran Pemprov Sumut Beli 15 Kue Tart Dengan Anggaran Rp 48 Juta

- WIB

Mitra Makan Bergizi Gratis Kembali Berfungsi Hari Ini

- WIB

Massa Datangi UGM Tuntut Minta Bukti Keaslian Ijazah Jokowi

- WIB

Pungli Kepada Sopir Truk, 3 Preman di Medan Ditangkap

- WIB

Selesai Libur Lebaran, Aktivitas di Pengadilan Negeri Medan Terlihat Sepi

- WIB

Tips Aman dan Nyaman Beraktivitas di Musim Hujan

- WIB

Revitalisasi Pasar Tradisional Di Tengah Era Digitalisasi

- WIB

Inovasi Desa Cerdas: Membangun Komunitas Berkelanjutan di Pedalaman Indonesia

Berita Terbaru